Senin, 14 Januari 2008

KETAATAN KEPADA SIAPAPUN YANG MEMIMPIN

DENGAN ALQURAN DAN SUNNAH


Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : “Dari Abi Najih ‘Irbadh bin Sariyah ra. Berkata: Telah menasehati kamu oleh Rasulullah SAW akan satu nasehat yang menggentarkan hati kami dan kami menitiskan air mata kami ketika mendengarnya, lalu kami berkata: Ya Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasehat yang terakhir sekali maka berilah pesanan kepada kami. Lalu Baginda pun bersabda : Aku berwasiat akan kamu supaya bertaqwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekalipun yang memimpin kamu seorang hamba. Sesungguhnya sesiapa yang panjang umurnya dari kamu pasti akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa Al-Rasyidin Al Mahdiyin (khalifah-khalifah yang mengetahui kebenaran dan mendapat hidayah ke jalan yang benar) dan gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham dan jauhilah perkara-perkara yang baru (bid’ah) yang diada-adakan, karena sesungguhnya tiap-tiap bid’ah itu adalah sesat” (HR. Abu Daud dan Tarmidzi)


Hadis di atas mengandung pesan-pesan yang sangat berharga dari Rasulullah SAW kepada umatnya, terutama bila mereka berhadapan dengan zaman yang penuh dengan kacau balaudan perselisihan. Oleh karena itu siapa yang mau selamat maka hendaklah ia mengikuti tunjuk ajar yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits ini, yaitu:

  1. Hendaklah ia melazimi taqwa kepada Allah dalam apa jua keadaan dan mengerjakan segalah perintah Allah dan menjauhi segala laranan-Nya.

  2. Mentaati penguasa yang menguruskan hal ehwal kaum muslimin walaupun seandainnya mereka terdiri daripada golongan hamba, selama mereka berpegang kepada Al-Quran dan sunnah Nabi SAW dan sunnah-sunnah khulafa Al-Rasyidin karena patuh kepada penguasa yang mempunyai sifat-sifat ini berarti patuh kepada Al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Jika pemerintah itu merendah-rendahkan martabat Al-Quran, Al-Hadits, dan menolak hukum Allah, hendaklah menjauhi pemerintah dan hendaklah digantikan dengan yang bertaqwa.

  3. Berpegang teguh kepada sunnah Nabi SAW dan Sunnah para Khulafa Al-Rasyidin Al-Mahdiyin (Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali ra) yang mana mereka telah mendapat petunjuk dari Allah SWT.

  4. Menjauhi perkara-perkara “bid’ah dholalah”(apapun faham dan amalan yang ditambahkan kepada agama Islam yang sempurna ini, padahal tiada dalil atau asal dan contoh dari Islam).


Sumber : Mutiara Amaly Penyejuk Jiwa Penyubur Iman Volume 21

Tidak ada komentar: