KELEBIHANKU
Akalku telah lebih banyak mendapat pelajaran untuk pandai dan lebih suka mengkritik orang lain. Dimana ada kebaikan orang lain, langsung tergerak mencari dimana kelemahan dan keburukannya sebelum sempat memikirkan terlebih dahulu kebaikan dan kemajuan apa yang bisa dicapai oleh diriku.
Mataku telah lebih banyak mendapat pengajaran untuk pandai dan suka melihat orang lain pada keburukannya daripada senang menatap dan mengakui kebaikan orang meski kebaikannya itu jelas-jelas dipelupuk mataku. Tetap saja mencari apa yang dibalik itu semua.
Hatiku telah lebih banyak diajar untuk condong dan lebih mudah berprasangka buruk pada orang lain biarpun kebaikannya itu sangat nyata. Selalu saja dugaan buruk muncul menyelinap mencari-cari yang tak nampak disebalik kebaikannya.
Tetapi
Aku tak cukup kekuatan untuk mampu menerima kritikan, teguran bahkan hanya sekedar nasehat dari orang lain yang menginginkan kebaikanku.
Akupun cepat naik darah dan mendidih atau paling tidak aku tidak senang ketika orang lain sekedar mengingatkan pada keburukanku walau dengan cara sehalus mungkin padahal keburukan itu benar-benar ada pada diriku.
…dan…
Jika ketika membaca tulisan ini yang anda tangkap adalah… ini tulisan tak berguna dan hanya cerita keburukan dirinya yang menulis tulisan ini maknanya… anda tak berbeda denganku… tetapi ada baiknya cobalah bertanya lagi pada diri benarkah anda tidak beda denganku…?
Sumber : Mutiara Amaly Penyejuk Jiwa Penyubur Iman Volume 37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar