Kamis, 17 Januari 2008
PINTU SYETAN
Seorang soleh berkata.. “Syaitan masuk kedalam hati manusia melalui sepuluh pintu:
Tamak dan jahat sangka, lantas aku menghadapinya dengan menaruh kepercayaan dan berpada dengan yang ada setelah berusaha dan berikhtiar.
Cinta kehidupan dan panjang angan-angan, lantas aku menghadapinya dengan rasa takut terhadap kedatangan maut dengan tiba-tiba.
Cinta kemewahan dan kenikmatan, lantas aku menghadapinya dengan meyakini bahwa nikmat itu akan hilang dan meyakini balasan buruk.
Kagum pada diri sendiri (ujub), lantas aku menghadapi dengan mensyukuri nikmat-nikmat pemberian Allah dan takut akan balasan siksa.
Pandang rendah terhadap orang lain dan tidak menghormati mereka, lantas aku menghadapinya dengan cara mengetahui hak-hak dan kehormatan mereka.
Hasad, lantas aku menghadapinya dengan sifat Qanaah (berpuas hati dengan apa yang ada setelah berusaha dan berikhtiar) dan redha terhadap pemberian Allah kepada makhlukNya.
Riya’ dan suka pujian manusia, lantas aku menghadapinya dengan sifat ikhlas.
Bakhil, lantas aku menghadapinya dengan meyakini bahwa apa yang ada di tangan makhluk itu akan binasa sedang apa yang ada di sisi Allah itu akan kekal.
Takabbur, lantas aku menghadapinya dengan sifat tawaddhuk.
Tamak, lantas aku menghadapinya dengan yakin terhadap balasan Allah dan tidak mengharapkan sesuatu yang ada pada manusia.“
Sumber : Mutiara Amaly Penyejuk Jiwa Penyubur Iman Volume 45
SISI LAIN PERANG SALIB
Perang Salib telah membukakan bagi Eropa pada pelbagai perkembangan baru dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Di antara kesan yang besar adalah perubahan dalam cara hidup.
Ketika tentara salib kembali ke Eropa, mereka tidak lagi mempraktekkan cara hidup mereka yang lama sebelum mereka mengembara ke Timur dahulu, bahkan mereka kembali membawa budi pekerti yang baru, ilmu pengetahuan yang baru dan cara pemakaian yang baru dan lebih daripada itu mereka kini telah biasa dengan cara hidup suka berkelana dan berlayar. Batasan-batasan hidup bercocok tanam tidak lagi menjadi penghalang di hadapan mereka. Masyarakat Barat kini merantau ke seluruh Eropa untuk menyebarkan pemikiran baru.
Perang Salib juga telah membukakan mata Eropa dari segi sosial. Ferguson dan Bruun dalam buku A Survey of European Civilization menyifatinya sebagai perangsang pada kebangkitan ekonomi, sosial dan kehidupan kebudayaan masyarakat Eropah Barat. Banyak kejayaan orang Arab dibawa ke Eropa. Menurut Ferguson, mereka yang kembali dari medan pertempuran berfikir terbuka dan mempunyai ide-ide baru. Angka-angka Arab, ilmu Arab Algebra atau Aljabar, dan kompas dari dunia Islam juga digunakan dalam kehidupan Barat. Selain dari itu, cara berpakaian, makanan, persekolahan dan pengurusan rumah sakit juga ditiru dari Timur. Hingga hari ini dalam perbendaharaan kata bangsa Eropa banyak terdapat perkataan Arab atau yang berasal dari Arab. Perang Salib juga menggalakkan suatu minat baru dalam pelayaran dan penelitian di Timur.
Selain dari itu, manajemen rumah sakit yang teratur di Barat yang mendapat ilham dari Timur mulai dilaksanakan. Dalam abad ke-12, telah terwujud beberapa rumah sakti dan klinik di Eropa, terutamanya ruang karantina bagi penyakit yang mudah menular, sehingga bisa dikatakan setiap rumah sakit Eropa yang didirikan itu adalah mengikuti rupa seni arsitektur yang berada di Syria.
Orang Barat juga tertarik hati dengan pakaian orang Islam. Mereka telah meninggalkan pakaian Eropa dan berpakaian dengan model pakaian Islam, yang menurut mereka lebih melegakan pemakainya. Bangsa Eropa juga lebih suka memilih tempat kediaman mereka dengan bangunan ala Timur dengan hiasan yang indah-indah seperti gedung yang luas dan kolam air yang airnya mengalir.
Sumber : Mutiara Amaly Penyejuk Jiwa Penyubur Iman Volume 44
BISA-KAH
Dari Abdullah bin Shamit, Rasulullah SAW bersabda, “Apakah tiada lebih baik saya memberitahu tentang sesuatu yang dengannya Allah meninggikan gedung-gedung dan mengangkat derajat seseorang?”
Para sahabat menjawab, “Baik, ya Rasulullah.
Rasulullah SAW bersabda,
“Berlapang dadalah kamu terhadap orang yang membodohi kamu.
Engkau suka memberi maaf kepada orang yang telah menganiaya kamu.
Engkau suka memberi kepada orang yang tidak pernah memberikan sesuatu kepadamu.
Dan, engkau mau bersilaturrahim kepada orang yang telah memutuskan hubungan denganmu. (HR. Thabrani).
Sumber : Mutiara Amaly Penyejuk Jiwa Penyubur Iman Volume 32
Senin, 14 Januari 2008
KELEBIHANKU
Akalku telah lebih banyak mendapat pelajaran untuk pandai dan lebih suka mengkritik orang lain. Dimana ada kebaikan orang lain, langsung tergerak mencari dimana kelemahan dan keburukannya sebelum sempat memikirkan terlebih dahulu kebaikan dan kemajuan apa yang bisa dicapai oleh diriku.
Mataku telah lebih banyak mendapat pengajaran untuk pandai dan suka melihat orang lain pada keburukannya daripada senang menatap dan mengakui kebaikan orang meski kebaikannya itu jelas-jelas dipelupuk mataku. Tetap saja mencari apa yang dibalik itu semua.
Hatiku telah lebih banyak diajar untuk condong dan lebih mudah berprasangka buruk pada orang lain biarpun kebaikannya itu sangat nyata. Selalu saja dugaan buruk muncul menyelinap mencari-cari yang tak nampak disebalik kebaikannya.
Tetapi
Aku tak cukup kekuatan untuk mampu menerima kritikan, teguran bahkan hanya sekedar nasehat dari orang lain yang menginginkan kebaikanku.
Akupun cepat naik darah dan mendidih atau paling tidak aku tidak senang ketika orang lain sekedar mengingatkan pada keburukanku walau dengan cara sehalus mungkin padahal keburukan itu benar-benar ada pada diriku.
…dan…
Jika ketika membaca tulisan ini yang anda tangkap adalah… ini tulisan tak berguna dan hanya cerita keburukan dirinya yang menulis tulisan ini maknanya… anda tak berbeda denganku… tetapi ada baiknya cobalah bertanya lagi pada diri benarkah anda tidak beda denganku…?
Sumber : Mutiara Amaly Penyejuk Jiwa Penyubur Iman Volume 37
KETAATAN KEPADA SIAPAPUN YANG MEMIMPIN
DENGAN ALQURAN DAN SUNNAH
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : “Dari Abi Najih ‘Irbadh bin Sariyah ra. Berkata: Telah menasehati kamu oleh Rasulullah SAW akan satu nasehat yang menggentarkan hati kami dan kami menitiskan air mata kami ketika mendengarnya, lalu kami berkata: Ya Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasehat yang terakhir sekali maka berilah pesanan kepada kami. Lalu Baginda pun bersabda : Aku berwasiat akan kamu supaya bertaqwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekalipun yang memimpin kamu seorang hamba. Sesungguhnya sesiapa yang panjang umurnya dari kamu pasti akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa Al-Rasyidin Al Mahdiyin (khalifah-khalifah yang mengetahui kebenaran dan mendapat hidayah ke jalan yang benar) dan gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham dan jauhilah perkara-perkara yang baru (bid’ah) yang diada-adakan, karena sesungguhnya tiap-tiap bid’ah itu adalah sesat” (HR. Abu Daud dan Tarmidzi)
Hadis di atas mengandung pesan-pesan yang sangat berharga dari Rasulullah SAW kepada umatnya, terutama bila mereka berhadapan dengan zaman yang penuh dengan kacau balaudan perselisihan. Oleh karena itu siapa yang mau selamat maka hendaklah ia mengikuti tunjuk ajar yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits ini, yaitu:
Hendaklah ia melazimi taqwa kepada Allah dalam apa jua keadaan dan mengerjakan segalah perintah Allah dan menjauhi segala laranan-Nya.
Mentaati penguasa yang menguruskan hal ehwal kaum muslimin walaupun seandainnya mereka terdiri daripada golongan hamba, selama mereka berpegang kepada Al-Quran dan sunnah Nabi SAW dan sunnah-sunnah khulafa Al-Rasyidin karena patuh kepada penguasa yang mempunyai sifat-sifat ini berarti patuh kepada Al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Jika pemerintah itu merendah-rendahkan martabat Al-Quran, Al-Hadits, dan menolak hukum Allah, hendaklah menjauhi pemerintah dan hendaklah digantikan dengan yang bertaqwa.
Berpegang teguh kepada sunnah Nabi SAW dan Sunnah para Khulafa Al-Rasyidin Al-Mahdiyin (Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali ra) yang mana mereka telah mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Menjauhi perkara-perkara “bid’ah dholalah”(apapun faham dan amalan yang ditambahkan kepada agama Islam yang sempurna ini, padahal tiada dalil atau asal dan contoh dari Islam).
Sumber : Mutiara Amaly Penyejuk Jiwa Penyubur Iman Volume 21
SURAT TERBUKA UNTUK PRESIDEN INDONESIA
PAK PRESIDEN, ORANG MISKIN PAK…
Pak Presiden, sebagai ingatan, surati ini sebagian dari sebuah surat yang pernah ditulis oleh Khalifat Ali r.a. kepada seorang Gubernur.
Takutlah kepada Allah apabila berurusan dengan masalah orang miskin yang tidak mempunyai siapapun untuk berlindung, terlantar, susah dan tidak bergairah dan yang kusut fikirannya karena menjadi mangsa kepada takdir yang berlaku. Diantara mereka ada yang tidak mempersoalkan nasib mereka dan sanggup menanggung kesengsaraan daripada meminta sedekah.
Demi Allah, peliharalah hak mereka, karena kamu bertanggung jawab untuk melindungi mereka. Peruntukkanlah sebagian daripada simpanan Baitul-Mal untuk memperbaiki kedudukan mereka, tidak kira dimana mereka berada, dekat atau jauh dari kamu. Mereka hendaklah diberikan hak yang sama rata dan adil.
Jangan biarkan kesibukan melupakan kamu akan tanggung jawab kamu terhadap mereka, karena tidak ada alasan yang akan diterima oleh Allah jika kamu membiarkan nasib mereka melarat. Jangan kamu anggap bahwa kepentingan mereka lebih sedikit daripada kepentingan kami, dan jangan menepikan mereka dalam perkiraan kamu. Awasilah orang-orang yang memandang rendah dan membiarkan kamu melupai akan nasib orang miskin. Pilihlah antara pegawai-pegawai kamu mereka yang rendah diri dan bertaqwa kepada Allah, yang akan memberi nasehat serta senantiasa mengingatkan kamu mengenai orang miskin. Sediakan peruntukan bagi mereka supaya kamu tidak sulit memberi alasan kepada Allah di hari pengadilan, karena mereka inilah orang yang patut menerima layanan baik dari kamu.
Carilah ganjaran dari Allah dengan memberikan apa yang menjadi hak mereka. Inilah tanggungjawah suci kamu untuk memenuhi kehendak orang-orang tua di kalangan mereka yang tidak mempunyai tempat pergantungan hidup dan tidak mau meminta bantuan keuangan.
Tanggung jawab seumpama itulah biasanya sukar dilakukan oleh pemerintah, tetapi ia sangat dielu-elukan oleh masyarakat yang berpandangan jauh, hanya masyarakat dan negara yang benar-benar menunaikan penjanjian mereka dengan Allah dapat memenuhi keperluan orang miskin.
Sumber : Mutiara Amaly Penyejuk Jiwa Penyubur Iman Volume 44
PENYAKIT
PENYAKIT
Rasulullah SAW bersabda kepada menantunya, Ali r.a., Wahai Ali, setiap sesuatu pasti ada penyakitnya. Penyakit bicara adalah bohong, penyakit ilmu adalah lupa, penyakit ibadah adalah riya’, penyakit akhlaq mulia adalah kagum kepada diri sendiri, penyakit berani adalah menyerang, penyakit dermawan adalah mengungkap pemberian, penyakit tampan adalah sombong, penyakit bangsawan adalah membanggakan diri, penyakit malu adalah lemah, penyakit mulia adalah menyombongkan diri, penyakit kaya adalah kikir, penyakit agama adalah nafsu yang diperturutkan…”
Ketika berwasiat kepada ‘Ali bin Abi Thalib r।a। Rasulullah SAW bersabda, “Wahai ‘Ali, orang yang riya’ itu punya tiga ciri, yaitu : rajin beribadah ketika dilihat orang, malas ketika sendirian dan ingin mendapat pujian dalam segala perkara।”
Wahai ‘Ali, jika engkau dipuji orang, maka berdo’alah, “Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik daripada yang dikatakannya, ampunilah dosa-dosaku yang tersembunyi darinya, dan janganlah kata-katanya mengakibatkan sisksaan bagiku…”
Ketika ditanya bagaimana cara mengobati hati yang sedang resah dan gundah gulana, Ibnu Mas’ud r।a. berkata, “Dengarkanlah bacaan Al-Qur’an atau datanglah ke majelis-majelis dzikir atau pergilah ke tempat yang sunyi untuk berkhalwat dengan Allah SWT. Jika belum terobati juga, maka mintalah kepada Allah SWT hati yang lain, karena sesungguhnya hati yang kamu pakai bukan lagi hatimu…”
Sumber : Mutiara Amaly Penyejuk Jiwa Penyubur Iman Volume 44