Senin, 04 Februari 2008

HARAPAN CALON ISTRI


“Semoga dikaruniai suami sholeh yang bisa membimbing saya dunia dan akhirat”.

Jawaban begini bisa diberikan gadis yang bakal mendirikan rumahtangga ataupun pengantin baru. Kebanyakan wanita jika diajukan mengenai jodoh ia menginginkan suami sholeh. Tetapi, apakah suami yang diidamkan itu, benar-benar memenuhi keperluan wanita?

Coba jenguk apa yang berlaku dalam sebuah rumahtangga selepas doa si gadis untuk mendapatkan ‘lelaki sholeh’ mungkin sudah dimakbulkan Allah.

Lelaki yang sholeh amat takut kepada Allah. Salah satu bukti ketakutannya kepada Allah ialah mengerjakan sholat. Jadi lelaki yang sholeh akan menyuruh, malah terkadang memaksa isterinya sholat. Tetapi ada isteri yang berat untuk sholat, sedangkan sebelum menikah kata dia menginginkan suami yang sholeh.

Ketika si isteri sedap tidur di waktu malam, si suami bangunkan suruh sholat tahajud. “Apalah suamiku ini?” rungut si isteri. Dulu si gadis inginkan lelaki sholeh, tetapi selepas dapat lelaki sholeh yang membangunkan isteri untuk sholat tahajud, dia marah-marah pula.

Lelaki yang sholeh amat taat kepada Allah. Islam mewajibkan wanita menutup aurat. Jadi suami yang sholeh tidak akan benarkan isterinya keluar rumah atau mengenakan pakaian sesuka hati. Atau berhias dan bermake-up tebal. Suami yang sholeh akan memastikan si isteri tutup aurat. Tetapi ada isteri kurang senang dengan perkara begini. Bukankah dulu, anda berdoa untuk mendapat suami yang sholeh, tetapi bila dimakbulkan anda bantah pula ucapannya!

Suami yang sholeh tidak akan duduk di rumah saja ‘berada di bawah ketiak isteri sepanjang hari’. Ini karena jihad fisabilillah adalah agenda hidup utama lelaki sholeh. Dia akan senantiasa keluar untuk berjuang. Begitu juga mencari rezeki halal, sehingga kadang-kadang pulang lewat malam.

Ini tidak disukai wanita. Jika dulu anda dambakan suami sholeh, bila sudah dapat, cara hidupnya pula yang tak anda sukai. Lelaki yang sholeh juga akan menjadikan masjid sebagai ‘rumah keduanya’. Ini pun ada wanita tak suka, asyik-asyik ke masjid melulu, kata mereka.

Lelaki yang sholeh amat taat kepada kedua Ibu Bapaknya. Malah, baktinya kepada Ibu Bapaknya melebihi kepada isteri. Ini menyebabkan sebagian isteri amat cemburu. Dulu anda maukan lelaki yang sholeh (amat taat kepada Ibunya), bila sudah dapat, anda marah pula! Macam mana doa anda dulu?

Lelaki yang sholeh juga tidak hidup bermewah-mewah. Uangnya yang banyak dihabiskan dalam amal dan perjuangan. Diapun takut terima risywah (suap/ sogokan) dan segala macam duit haram. Jadi dia tak bisa beri barang-barang mewah seperti rumah besar, mobil mewah, dan perhiasan kepada isteri dan keluarganya. Dalam perkara inipun ada isteri yang tak gemar. Jika dulu doa maukan suami sholeh, tetapi sekarang tidak suka pula sikapnya.

Lelaki yang sholeh akan menjauhkan diri dari maksiat. Dia buat yang halal saja. Salah satu perkara yang halal ialah memiliki empat isteri (dengan syarat dan ketetapan syar’i yang terpenuhi). Ini memang kebanyakan perempuan pantang, malah membenci suaminya kawin lagi. Bukankah dulu anda maukan lelaki yang sholeh?

Demikian banyaknya perkara yang tidak disukai oleh isteri. Walaupun doanya dulu mau mendapat suami yang sholeh.

Atau…

Katakanlah dapat yang tidak sholeh atau yang biasa-biasa saja. Terlepas dari perkara-perkara tersebut. Apakah menyenangkan?

Tentu saja tidak. Dunia ibarat setetes air laut, yang ketika diminum hanya menambah haus. Dunia pula hanya semu dan sementara, susah senang, lapang sempit, bahagia sengsara…tak akan kekal. Dunia hanya bagai bayang-bayang, dilihat ada ditangkap hilang.

Mencari bahagia yang kekal abadi bukan di dunia. Dunia adalah ladang untuk menanam. Masa menuainya jika telah selesai masa tanam. Mati dan masuk kubur saat mulai menuai segala amalannya didunia. Kubur bisa menjadi pintu syurga, bisa pula menjadi pintu neraka. Masuk dan tak bisa kembali lagi. Ke dalam syurga atau ke dalam neraka.

Niat yang lurus. Langkah yang istiqomah. Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskan semua tentang dunia dan akherat kepada manusia. Eloklah menjalani hidup ini sesuai perintah dan larangan. Usah terpedaya yang semu. Semoga khusnul khotimah dan kekal bahagia. Amin.


Sumber : Mutiara Amaly Penyejuk Jiwa Penyubur Iman Volume 45


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sepertinya ini hal umum yang sering terjadi.
Saya hari ini mulai menduda lantaran tidak menginginkan istri yg penentang ato tdk taat pd suami. Apakah ini keinginan yang berlebihan? Mengingat sayapun mgk blom menjadi suami yg soleh.